Translate Page

Sinopsis & Review Film Siksa Neraka (2023)

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on GET LINK for destination
Congrats! Link is Generated

Dee Company menjadikan Torture Hell sebagai salah satu proyek penting di penghujung tahun 2023. Bagaimana tidak? Film arahan Anggy Umbara ini dipromosikan secara besar-besaran sepanjang tahun 2023. Bahkan, mereka menggelontorkan dana hingga miliaran rupiah agar adaptasi komik populer tahun 70an ini memiliki kualitas yang lebih baik.

Dibintangi oleh aktor dari dua generasi berbeda, apakah Torture Hell sukses memukau? Bagi kalian yang penasaran bisa membaca sinopsis dan review filmnya di KopiFlix.

Sinopsis Siksa Neraka (2023)

Empat bersaudara, Saleh, Fajar, Tyas dan Azizah, sudah mendengar cerita tentang surga dan neraka sejak kecil. Mereka dididik secara ketat oleh ayahnya, seorang ustad muda yang cukup dihormati di desa. Suatu malam, dalam perjalanan menuju desa seberang tanpa sepengetahuan orang tuanya, Saleh dan adik-adiknya terseret arus sungai yang deras dan menghilang. Saleh kemudian terbangun di alam lain, neraka yang selalu dibicarakan ayahnya. Pencarian dilakukan di dunia untuk menemukan anak-anak sang ayah, baik hidup atau mati. Satu demi satu rahasianya terungkap, membuat para ayah dan ibu bertanya-tanya apakah mereka sudah mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Di neraka, Saleh dan yang lainnya pun saling mencari, sembari menghadapi siksaan yang semakin berat atas dosa-dosa yang selama ini mereka sembunyikan.

Informasi Selengkapnya

Review Siksa Neraka (2023)

“Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, akan Kami masukkan mereka ke dalam Neraka. Setiap kali kulit mereka terbakar, kami ganti kulitnya dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan siksa. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS An -Nisa:56)

Sejak kecil, Tyas (Ratu Sofyan) dan ketiga saudaranya, Saleh (Rizky Fachrel), Fajar (Kiesha Alvaro) dan si bungsu Azizah (Nayla Denny Purnama) dididik dengan sangat keras oleh sang ayah.

Ustad Syakir (Ariyo Wahab) selalu mengajarkan keempat anaknya tentang agama, terutama rasa takut berbuat dosa dan meyakini siksa neraka. Namun Tyas yang memiliki indra keenam dianggap sebagai anak yang lemah dan memalukan oleh ayahnya.

Semua bermula saat Tyas kecil dan keluarganya berduka atas salah satu tetangganya yang meninggal. Di rumah duka, Tyas mendengar rintihan seorang perempuan yang tak henti-hentinya meminta pertolongan dan memohon ampun.

Tyas mencoba menghampiri sumber suara, betapa terkejutnya ia saat melihat seorang gadis muda disiksa dengan kejam. Tyas sempat histeris, namun kelakuannya membuat ayahnya marah dan malu. Hingga Tyas beranjak remaja, ayahnya masih menganggapnya sebagai anak yang lemah.

Sedangkan kakak sulungnya, Saleh, menjadi anak yang paling membanggakan. Saleh diprediksi akan menggantikan ayahnya sebagai ustad baru di desa tersebut. Begitu pula dengan Fajar yang disebutnya ingin mengikuti jejak sang kakak dalam menuntut ilmu di kota. Sedangkan Azizah adalah anak yang manis, pintar dan penurut.

Singkat cerita, malam itu Saleh memaksa Tyas dan Fajar datang ke kota agar si bungsu bisa tampil di final lomba menyanyi. Awalnya Tyas menolak karena sudah disuruh ayah dan ibunya untuk tetap di rumah, namun ia tak berani menentang keinginan kakak sulungnya itu.

Malam itu Tyas dan ketiga saudaranya bertekad untuk menyeberangi sungai, namun hujan menyebabkan sungai meluap sehingga terjatuh dan terbawa arus. Selang beberapa hari, Saleh, Fajar dan Azizah ditemukan tewas. Sedangkan Tyas, gadis ini berhasil selamat namun kondisinya sangat kritis.

Di ambang kematian, Tyas terbangun dan mendapati dirinya berada di tempat yang sangat menakutkan. Ini sih yang sering dibicarakan ayahku.

Dari sekian banyak pemandangan seram yang dilihatnya, Tyas tak menyangka akan melihat Saleh, Fajar, dan Azizah disiksa begitu kejam. Apa sebenarnya penyebab Saleh, Fajar dan Azizah tersiksa di neraka?

Film Horor Homey dengan Storytelling yang Menarik

Kali ini saya akan memuji Anggy Umbara yang telah memberikan film dengan cerita yang kuat. Film horor yang satu ini cukup unik, karena tidak hanya menyajikan jumpscare dan sosok hantu yang menakutkan saja.

Obor Neraka dibuka dengan kisah menarik tentang sebuah keluarga Islam, seorang ayah yang berprofesi sebagai guru agama, ibu yang lemah lembut dan suportif serta anak-anak yang penurut.

Sejenak saya lupa kalau film ini bergenre horor. Namun semuanya berubah ketika anak Ustad Syakir mengalami kecelakaan di sungai. Mereka terbangun di neraka dan mulai menderita penyiksaan yang kejam.

Nah, yang bikin aku suka banget sama storytellingnya karena Anggy Umbara berhasil menciptakan alur cerita yang sederhana dan tidak bertele-tele. Misalnya saja saat Saleh disiksa dengan dipotong lidahnya.

Detik berikutnya dijelaskan secara singkat dosa apa yang menyebabkan Saleh dihukum begitu kejam. Sayangnya, dosanya sangat sederhana dan sejujurnya saya merinding memikirkan kemungkinan disiksa dengan cara yang sama di neraka nantinya.

Cara tersebut dilakukan berulang kali, namun Anggy Umbara cukup cerdik dan tahu kapan penonton akan bosan dengan plot paralel tersebut. Oleh karena itu, alur ini diselingi dengan cerita “masa kini”, yaitu kenyataan yang dirasakan oleh Ustad Syakir dan istrinya.

Jenis siksa neraka yang ditampilkan juga sepenuhnya sama dengan cerita-cerita dalam Al-Quran yang sering kita dengar. Misalnya, hukuman mencuri adalah dipotong tangan. Contoh lain, jika melihat dan memikirkan hal-hal yang tidak senonoh, maka mata dan kepala akan dipukul dengan besi hingga hancur. Bahkan, ada satu adegan yang membuatku mual dan tak sanggup menuliskannya di sini.

Pengisahan cerita ini bukan tanpa kekurangan, sebab ada beberapa alur yang kurang dieksplorasi. Misalnya fitnah apa yang dilakukan Azizah hingga temannya memutuskan bunuh diri? Ini masih menjadi tanda tanya bagi saya.

Visual Neraka yang Grafis dan Berani

Menghabiskan dana hingga 5 Miliar, Dee Company tidak terlalu mengecewakan. Dari kualitas setnya, saya menyukai cara mereka menampilkan grafis dan visual grafis yang luar biasa.

Set yang digunakan terlihat sangat tandus, warna hitam, arang, oranye, dan merah sangat cocok untuk menggambarkan suasana neraka. Tata rias dan lemari pakaian yang digunakan juga sangat meyakinkan dan rapi. Padahal CGI yang digunakan masih belum sempurna.

Harus diakui, CGI yang ditampilkan Dee Company kali ini jauh lebih bagus dibandingkan film horor produksi tahun ini. Apalagi porsi CGI di Torches of Hell bisa dibilang sangat besar, sekitar 60 persen dari keseluruhan film, padahal di akhir banyak adegan yang terlihat kurang mulus dan kurang natural.

Misalnya saja adegan Saleh, Fajar, dan Azizah dipukul dengan benda keras. Pola pemandangannya sama, sebagian wajah tampak hancur dan hanya tersisa satu mata yang menggantung. Namun hal tersebut masih bisa dimaafkan dengan berbagai detail kecil yang coba ditampilkan Anggy Umbara dan Dee Company.

Aktor Muda dengan Kualitas Akting yang Cukup Menjanjikan

Siksa Neraka dibintangi oleh dua generasi aktor dan aktris Indonesia. Dalam daftar aktor senior ada Ariyo Wahab dan Astri Nurdin. Soal kualitas akting, saya akui keduanya berhasil menampilkan chemistry sebagai orang tua dan membuka agama dengan sangat baik.

Meski ada sedikit catatan untuk Ariyo Wahab, entah kenapa sang aktor tak kuasa menitikkan air mata saat adegan haru itu. Lalu, ada Slamet Raharjo dan Ingris Widjanarko yang sempat tampil sebentar namun sukses memberi bumbu konflik. Keduanya punya peran dan dialog penting lho.

Sedangkan daftar aktor muda antara lain Ratu Sofyan. Pertama kali saya mengenal aktris muda ini adalah melalui sinetron, dan akting yang diberikannya bisa dikatakan sangat rata-rata.

Namun di film Siksa Neraka nampaknya Ratu Sofyan sudah belajar mengendalikan ekspresi dan meningkatkan intonasi serta mengendalikan emosi. Aktris muda ini tampil sangat baik sebagai pemeran utama dan konflik utama.

Kiesha Alvaro, Rizky Nurdin, dan Nayla Denny Purnama pun memberikan kualitas akting yang di luar ekspektasi. Keempat aktor muda ini memiliki ikatan yang kuat, mereka terlihat seperti keluarga yang bahagia dan solid. Di sisi lain, mereka juga berhasil menunjukkan sisi lain dari anak muda yang rumit.

Nah salah satu film horor yang ditunggu-tunggu yaitu Siksa Neraka ini cukup menarik dan sukses membuat penonton terkesima. Alur ceritanya sangat relatable dan berbagai penyiksaan yang ditampilkan juga cukup gamblang. Saran saya, jangan menonton film ini sambil minum dan makan karena banyak adegan yang bisa membuat perut mual.

Posting Komentar